5 Alasan Negara Korea Selatan Memiki Index Bunuh Diri yang Tinggi Versi Pann


Dalam komunitas online Pann seorang OP menuliskan mengapa menurut dirinya negara Korea Selatan memiliki peringkat tinggi dalam ratio bunuh diri.


Berikut adalah penjelasan menurut OP:


"Sejak kita kecil, kita diajari untuk lebih giat dengan cara membandingkan diri kita dengan orang lain. Jika kamu tertinggal sedikit saja, kamu akan ter stigma sebagai seorang pecundang.

Terlebih, ketika kamu beranjak dewasa dan melewati umur 20-an, orang akan memperlakukanmu layaknya orang yang sudah tua, bagaimana mungkin kita diperlakukan seperti itu di usia yang terbilang masih muda.. mereka masih di masa mudanya.

Sistem di masyarakat kita melakukan itu semua untuk membuat kita merasa benci akan diri kita sendiri.

Orang bilang selama negaramu mudah untuk ditinggali, dan memiliki asuransi medis dasar yang terus ada dan kamu kaya, kamu tinggal di negara yang bahagia. Namun aku tidak yakin atas pernyataan tersebut. Jika kita membandingkan Korea dengan negara berkembang biasa, index kebahagiaan masyarakat Korea tertinggal jauh. Korea bukan tempat yang baik untuk hidup.
Bahkan di negara yang tidak memiliki kebutuhan aspek yang baik, orang-orangnya memiliki pikiran yang sehat, dan negara tersebut menjadi negara yang baik untuk ditinggali.

Beberapa netizen pun menanggapi apa yang OP ungkapkan dengan menuliskan:


1. aku hidup di Korea selama 12 tahun dan akhirnya imigrasi ke Amerika. Ketika di Korea aku sangat depresi. Sejak Sekolah Dasar, aku harus di sekolah hingga jam 9 malam. ikut les bahasa inggris adalah hal lumrah dan itu berlangsung selama 4 jam. ibuku ingin aku menjaga badanku maka ia mengirimku ke kelas ballet. di Korea, aku dipaksa ikut ballet dan diatur pola makan, ketika aku kelas 5 SD, aku hanya seberat 28 KG. sebagai hasilnya, aku harus mengecek berat dan tinggiku di dokter sekolah dan aku diberitahu bahwa aku memiliki berat paling ringan di seluruh sekolah. 5 tahunku di SD, aku rasanya ingin mati. setiap kali aku mendapat nilai ujian yang buruk, ibuku akan memukuliku dan membandingkanku dengan orang lain. seluruh kepercayaan diriku hilang. keluargaku lumayan berkecukupan, jadi ibuku bisa memanggil instruktor yang terkenal, dan jika ada sebuah tempat les baru, aku pasti akan langsung di daftarkan. ketika aku kelas 3 SD, aku mendapat nilai 100 di Matematika dan kelas Bahasa. maka ibuku membelikanku galaxy S3. namun aku mendapat nilai 90 di ujian selanjutnya dan ibuku langsung menghancurkan handphoneku dengan palu. pernah aku gagal disebuah ujian, sepertinya itu saat aku kelas 4 SD? ibuku menyodorkan pisau dapur dihadapanku dan menyuruhku untuk mati. dia bilang anak yang tidak bisa belajar tidak berhak untuk hidup. saat itu, aku benar-benar berpikir apakah aku harus mati saja. ibuku S2 di luar negeri dan ayahku juga S3 jurusan bisnis administrasi. mereka sangat pintar sedangkan diriku orang bodoh, aku merasa tertekan. aku benar-benar berpikir untuk bunuh diri ketika masih SD. aku melakukan yang terbaik, namun kenapa hasilnya tidak sesuai harapan?... jika ada 10 soal, aku menjawab benar 9 dan salah 1, ibuku tidak akan memikirkan 9 jawaban benar itu namun akan terobsesi dengan 1 kesalahan yang tidak aku jawab dengan benar. jika aku tidak mendapat 100, dia tidak akan memujiku. kemudian, aku imigrasi ke Amerika dan semuanya menjadi cerah kembali. Sistem di Korea yang mana orang harus belajar untuk hidup itu sangat buruk.

2. kita mendapat ranking 1 dalam kategori yang tidak berguna contohnya seperti negara dengan operasi plastik terbanyak. negara kita selalu mencoba pamer ke orang lain. kita selalu membandingkan diri kita dengan orang lain dan menjadi cantik atau tampan itu seolah-olah hal yang diharuskan. mental seperti inilah kehancuran yang utama. negara kita tidak akan membiarkanmu hidup jika kamu tidak peduli akan perkataan orang lain. jiwa kita membusuk namun orang ingin dinilai dengan penampilan yang ada diluarnya. orang memiliki kepercayaan diri yang rendah makanya ia terobsesi akan penampilan. kebanyakan orang di negara kita memiliki kepercayaan diri yang rendah. ini karena kita suka membandingkan diri dengan orang lain dan terus merasa tertekan.


3. ini karena semua kebencian yang ada untuk kaum wanita yang membuatku benci hidup di Korea.. jika seorang wanita melakukan sesuatu kita akan dilabeli dengan 'kimchi-nyeo' atau 'deonjang-nyeo' (matre dan superficial). jika kita menyetir kita akan disebut 'kim-driver' (penyetir wanita yang buruk). jika kita tidak pakai make up, mereka menyuruh kita pakai. jika kita berkata kasar, orang bilang wanita tidak boleh bicara seperti itu. jika kita pakai make up ketika remaja, orang akan bilang 'anak kecil tidak boleh memakai make up'. jika kita pakai rok pendek, mereka bilang jangan pakai sesuatu yang pendek-pendek. hampir semua orang yang menjadi korban pelecehan seksual adalah wanita, namun pria Korea tetap akan membela pria. jika perempuan mendapat sedikit saja benefit, orang akan berteriak 'diskriminasi'...


4. kenapa orang setuju umur di pertengahan 20 itu dibilang tua? itu masih sangat muda. jika kamu hidup 100 tahun, itu hanya 20% dari hidupmu?? itu sangat muda kan?? dan banyak yang belum dilakukan. aku tidak mengerti kenapa orang memperlakukan orang lain seperti itu.

5. jika kamu tidak peduli akan orang lain: kamu adalah seorang outsider, jika kamu berperilaku terlalu baik kepada orang lain: kamu orang yang murahan, jika kamu terlalu menurut dengan orang lain: kamu adalah orang yang gampang dipengaruhi, jika kamu orang yang supel dan ceria: kamu caper, jika kamu pendiam: kamu pecundang, jika kamu mendapat ranking 1: kamu tukang tipu, jika kamu mendapat ranking terakhir: kamu orang tolol, jika kamu mendapat ranking tengah: hidupmu tidak berarti. mari keluar dari negara sial*n ini.

Bagaimana menurut kalian?

---
Source. Pannchoa
Re write by Coppamagz.com
Vk
K-POP dan K-Drama Indonesia